Angka Kemiskinan di Jakarta Turun Pada 2022
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat, jumlah penduduk miskin di Ibu Kota menurun 4,61 persen dari 502 ribu jiwa pada Maret 2022 menjadi 494,03 ribu jiwa pada September 2022.
Pada periode ini, ekonomi tumbuh 5,94 persen
Statistik Ahli Madya BPS DKI Jakarta, Dwi Paramita Dewi di Jakarta mengatakan, penurunan jumlah penduduk miskin di Jakarta dipengaruhi indikator makro ekonomi seperti meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan turunnya pengangguran.
"Pada periode ini, ekonomi tumbuh 5,94 persen dan pengangguran berkurang 63 ribu orang. Bahkan penambahan tenaga kerja baru mencapai 138 ribu
orang," katanya, Senin, (16/1). BPS DKI Jelaskan Inflasi Pada September 2022Dwi menjelaskan, selama periode Agustus 2022, jumlah tenaga kerja mencapai 4,88 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 3,08 juta jiwa di antaranya bekerja di sektor formal dan 1,80 juta jiwa di sektor informal. Hal ini didorong semakin tingginya tingkat pendidikan tenaga keja di Jakarta.
"Tingkat pengangguran terbuka pada periode ini 7,18 persen. Bila dibandingkan Agustus 2021 telah terjadi penurunan sebesar 0,82 persen," imbuhnya.
Ia melanjutkan, pada periode September 2022, laju inflasi mengalami kenaikan 2,06 persen akibat kebijakan pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Namun kucuran berbagai jenis bantuan sosial dan Operasi Pasar (OP) dari pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI ikut berkontribusi menjaga tingkat konsumsi di masyarakat.
"Hal ini dapat meringankan beban pengeluaran konsumsi pada kelompok masyarakat miskin," jelasnya.
Dwi menambahkan, selain turunnya jumlah penduduk miskin, angka ketimpangan di Jakarta juga mengalami penurunan. Hal ini menandakan jarak pendapatan penduduk kelas bawah dan kelas atas makin mengecil.
"Angka ketimpangan pada September 2022 mencapai 0,412 atau turun 0,011 poin jika dibandingkan Maret 2022," tandasnya.